nurul fadillah utami
282-14-264
1EB10
perekonomian Indonesia#
Adtya rian
ramadhan,se
1.
Apa yang kalian ketahui tentang perekonomian Indonesia?
Jawab: perekonomian Indonesia adalah
perekonomian yang dijalankan bangsa Indonesia yang disesuaikan dengan sistem
ekonomi
2.
Jelaskan masalah yang akan terjadi tentang perekonomian
indonesiadimasa yang akan datang?
Jawab: 1.Penggelembungan
Nilai AsetKemungkinan terjadinya gelembung nilai aset (asset bubble) dan
inflasi, karena kurangnya daya serap ekonomi nasional terhadap masuknya modal
asing, termasuk jangka pendek.
2.Terhentinya
Arus Modal Masuk
Terhentinya
arus modal masuk dan bahkan terjadinya penarikan kembali modal masuk dalam
jumlah besar. Kesalahan dalam mengambil kebijakan, keterlambatan mengambil
tindakan serta kurang koordinasi antar pembuat kebijakan juga dapat berakibat
buruk terhadap stabilitas makro yang sudah terjaga selama ini.
3.Subsidi Energi dan Alokasi yang Kurang Efisien.
Selama ini, subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) masih dinikmati orang
mampu (berpenghasilan tinggi). Terkait masalah ini, Ketua Komite Ekonomi
Nasional, Chairul Tanjung mengatakan yang wajib mendapatkan subsidi ialah orang
miskin, orang mampu sebaiknya tidak dapat subsidi.
4.Risiko Inflasi
Risiko inflasi terutama dipicu komponen makanan, pendidikan, dan
ekspektasi inflasi. Inflasi Indonesia yang masih tinggi, menurut Chairul
Tanjung, karena selama ini kita hanya mengandalkan kebijakan moneter Bank
Indonesia untuk mengelola permintaan. Padahal, selain faktor permintaan, inflasi
juga dipengaruhi faktor penawaran atau tersedianya barang dan faktor distribusi
yang harus diperhatikan.
5.Infrastruktur yang Kurang Memadai
Chairul menuturkan, tahun ini Indonesia menjual mobil sebanyak 760
ribu. Jika dalam lima tahun ke depan tidak ada penambahan jalan secara
signifikan khususnya di Jakarta, akan terjadi kemacetan. Begitu pula, dengan
airport dan pelabuhan. "Jika tidak ada perbaikan akan terjadi kemacetan
luar biasa, yakni kemacetan ekonmi,” ujar Chairu
6.Kurangnya Daya Saing
Peningkatan daya saing, perbaikan pendidikan, dan pelatihan serta
penambahan pasokan tenaga teknik terdidik yang menjadi penghambat bagi
perusahaan untuk melakukan ekspansi produk (utamanya yang padat karya),
menghambat investasi dan mengurangi penciptaan nilai tambah dan lapangan
pekerjaan.
7.Kondisi Politik dan Hukum yang Terjadi
Hingga kini, kinerja DPR dalam menyelesaikan legislasi, pembuatan
undang-undang (UU), termasuk UU yang berkaitan dengan upaya mendorong
pembangunan ekonomi masih jauh dari harapan.
3.
Sebutkan 6 indikator pengelolaan utang RI membaik versi
pemerintah?
Jawab: Pertama, utang nominal bertambah tapi PDB naik
tajam sehingga rasio utang/PDB turun tajam terutama sejak 2005.
Kedua, tambahan pinjaman luar negeri netto negatif sejak 2005, artinya Indonesia membayar pinjaman luar negeri jauh lebih besar dari penarikan pinjaman baru.
Ketiga, utang yang bertambah (nominalnya) adalah dalam bentuk Surat Berharga Negara (SUN & Sukuk) rupiah yang diterbitkan di dalam negeri agar dapat mengurangi pinjaman luar negeri sekaligus mendorong pengembangan pasar modal.
Keempat, rezim sebelum Pemerintahan saat ini mengandalkan penjualan aset negara melalui privatisasi dan penjualan aset bank rekap.
Kedua, tambahan pinjaman luar negeri netto negatif sejak 2005, artinya Indonesia membayar pinjaman luar negeri jauh lebih besar dari penarikan pinjaman baru.
Ketiga, utang yang bertambah (nominalnya) adalah dalam bentuk Surat Berharga Negara (SUN & Sukuk) rupiah yang diterbitkan di dalam negeri agar dapat mengurangi pinjaman luar negeri sekaligus mendorong pengembangan pasar modal.
Keempat, rezim sebelum Pemerintahan saat ini mengandalkan penjualan aset negara melalui privatisasi dan penjualan aset bank rekap.
Kelima, dalam sejarah kredit rating RI.
Keenam, BPK telah memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian atas bagian anggaran pengelolaan utang.
Keenam, BPK telah memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian atas bagian anggaran pengelolaan utang.
4.
Jelaskan pembangunan berwawasan nusantara?
Jawab:
Wawasan adalah pandangan hidup suatu bangsa yang dibentuk
oleh kondisi lingkungannya. Kondisi lingkungan hidup bangsa Indonesia adalah
pulau atau kepulauan yang terletak di antara samudera pasifik dan atlantik, di
antara benua Asutralia dan Asia (Nusantara).Pembangunan berwawasan nusantara
sebenarnya tidak lain adalah pembangunan yang berwawasan ruang. Pembangunan
berwawasan ruang (ekonomi regonal) tersirat dalam argumentasi Myrdall dan
Hirschman, yang mengemukakan sebab-sebab daerah miskin kurang mampu berkembang
secepat seperti yang terjadi di daerah yang lebih kaya (Suroso, 1994)
5.
Mengapa sector produksi
dapat berkembang pesat di Indonesia?
Jawab: Tujuan pembanguna ekonomi ialah menciptakan pertumbuhan GNP.Ø Pertumbuhan GNP di tunjukan meningkatnya mutu pendidikan, menambahnya hasil pertanian, kurangnya kemiskinan, dan bertambahnya modal negara.
Jawab: Tujuan pembanguna ekonomi ialah menciptakan pertumbuhan GNP.Ø Pertumbuhan GNP di tunjukan meningkatnya mutu pendidikan, menambahnya hasil pertanian, kurangnya kemiskinan, dan bertambahnya modal negara.
a.
Meningkatnya
GNP
b. Mengurangi pengangguran
c. Meningkatkan kemakmuran
d. Pengelolaan alam yang lebih baik
e. Modal yang terkumpul
b. Mengurangi pengangguran
c. Meningkatkan kemakmuran
d. Pengelolaan alam yang lebih baik
e. Modal yang terkumpul
6.
Sebutkan ciri utama perekonomian Indonesia?
Jawab: - PEREKONOMIAN DISUSUN SEBAGAI
USAHA BERSAMA ATAS ASAS KEKELUARGAAN
- SEKTOR YNG MENGUASAI HAJAT HIDUP ORANG BANYAK DIKUASAI OLEH NEGARA
- SEMUA SUMBER DAYA ALAM DIKUASAI OLEH NEGARA, DAN DIGUNAKAN UNTUK KEMAKMURAN RAKYATNYA
- PEREKONOMIAN NASIONAL DISELENGGARAKAN BERDASARKAN DEMOKRASI EKONOMI
- SEKTOR YNG MENGUASAI HAJAT HIDUP ORANG BANYAK DIKUASAI OLEH NEGARA
- SEMUA SUMBER DAYA ALAM DIKUASAI OLEH NEGARA, DAN DIGUNAKAN UNTUK KEMAKMURAN RAKYATNYA
- PEREKONOMIAN NASIONAL DISELENGGARAKAN BERDASARKAN DEMOKRASI EKONOMI
7.
Sebutkan factor-faktor penyebab kritis ekonomi diindonesia
di tahun1998?
Jawab: : 1. Stok hutang luar negeri
swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek yang telah menciptakan
“ketidakstabilan”. Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri yang berlebihan,
bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri dibidang ekonomi maupun masyarakat
perbankan sendiri menghadapi besarnya serta persyaratan hutang swasta tersebut.
Pemerintah sama sekali tidak memiliki mekanisme pengawasan terhadap hutang yang
dibuat oleh sector swasta Indonesia. Setelah krisis berlangsung, barulah
disadari bahwa hutang swasta tersebut benar -benar menjadi masalah yang serius.
Antara tahun 1992 sampai dengan bulan Juli 1997, 85% dari penambahan hutang
luar negeri Indonesia berasal dari pinjaman swasta (World Bank, 1998). Mengapa
demikian? Karena kreditur asing tentu bersemangat meminjamkan modalnya kepada
perusahaan-perusahaan (swasta) di negara yang memiliki inflasi rendah, memiliki
surplus anggaran, mempunyai tenaga kerja terdidik dalam jumlah besar, memiliki
sarana dan prasarana yang memadai, dan menjalankan sistem perdagangan terbuka.
2. Banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan
sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih
menjadi masalah perbankan dalam negeri. 3. Tidak jelasnya arah perubahan politik,
maka isu tentang pemerintahan otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi
pula. 4. Perkembangan situasi politik telah makin menghangat akibat krisis
ekonomi, dan pada gilirannya memperbesar dampak krisis ekonomi itu sendiri. 5.
Miss government. 6. Faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998
yaitu faktor politik. Pada tahun 1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan
politik luar biasa saat rezim Soeharto hendak tumbang. Begitu sulitnya
merobohkan bangunan rezim Soeharto sehingga harus disertai pengorbanan besar
berupa kekacauan (chaos) yang mengakibatkan pemilik modal dan investor kabur
dari Indonesia. Pelarian modal besar-besaran (flight for safety) karena
kepanikan politik ini praktis lebih dahsyat daripada pelarian modal yang dipicu
oleh pertimbangan ekonomi semata (flight for quality). Karena itu, rupiah
merosot amat drastis dari level semula Rp 2.300 per dollar AS (pertengahan
1997) menjadi level terburuk Rp17.000 per dollar AS (Januari 1998). 8.
Banyaknya utang dalam valas, proyek jangka panjang yang dibiayai dengan utang
jangka pendek, proyek berpenghasilan rupiah dibiayai valas, pengambilan kredit
perbankan yang jauh melebihi nilai proyeknya, APBN defisit yang tidak efisien
dan efektif, devisa hasil ekspor yang disimpan di luar negeri, perbankan yang
kurang sehat, jumlah orang miskin dan pengangguran yang relative masih besar,
dan seterusnya. 9. Krisis moneter dimulai dari gejala/kejutan keuangan pada
juli 1997, menurunnya nilai tukar rupiah secara tajam terhadap valas, diukur
dengan dolar Amerika Serikat yang merupakan pencetus/trigger point. Meskipun
tidak ada depresiasi tajam baht(mata uang Thailan), Krismon tetap akan terjadi
di Negara tercinta ini. Kenapa? karena gejolak sosial dan politik Indonesia
yang memanas. Oleh karena itu penyebab krismon 98 bisa dikatakan campuran dari
unsur-unsur eksternal dan domestik(J. Soedrajad Djiwandono). 10. Diabaikannya
early warning system merupakan penyebab mengapa krismon 97 melanda Inonesia.
Adapun early system warningnya adalah: meningkatnya secara tajam deficit
transaksi berjalan sehingga pada saat terjadinya krisis, defisit transaksi
berjalan Inonesia sebesar 32.5% dari PDB. Utang luar negeri baik pemerintah
maupun swasta yang tinggi. Boomingnya sektor properti dan financial yang
mengabaikan kebijakan kehati-hatian dalam pemberian kredit perbankan
diperuntukan untuk membiayai proyek-proyek besar yang disponsori pemerintah dan
tidak semua proyek besar itu visibel. Tata kelola yang buruk(bad governence)
dan tingkat transpalasi yang rendah baik sektor publik maupun swasta(Marie
Muhamad). 11. Argument bahwa pasar financial internasional tidak stabil secara
inheren yang kemudian mengakibatkan buble ekonomi dan cenderung bergerak liar.
Bahkan sejak tahun 1990-an pasar financial lebih tidak stabil lagi. Hal ini
dikarenakan tindakan perbankan negara-negara maju menurunkan suku bunga mereka.
Sehingga mendorong dana-dana masuk pasar global. Maka pada tahun 1990-an dana
asing melonjak dari $9 Miliar menjadi lebih dari $240 Miliar. 12. Kegagalan
manajemen makro ekonomi tercermin dari kombinasi nilai tukar yang kaku dan
kebijakan fiskal yang longgar, inflasi yang merupakan hasil dari apresiasi
nilai tukar efectif riil, deficit neraca pembayaran dan pelarian modal. 13.
Kelemahan sector financial yang over gradueted, but under regulete dan masalah
moral hazar
8.
Tuliskan kebijakan pemerintah dalam mengatasi kritis?
Jawab: Kebijakan
Pemerintah Mengatasi Krisis
Kebijakan ekonomi dengan berbagai dampak negatif sebagaimana uraian diatas, secara serius telah diupayakan diatasi dengan melaksanakan kebijakan ekonomi, baik makro maupun mikro. Dalam jangka pendek kebijakan ekonomi pemerintah sejak masa krisis dimaksudkan memiliki dua sasaran strategis, yakni pertama : mengurangi dampak negatif krisis terhadap masyarkata berpendapatan rendah dan rentan, dan kedua : pemulihan pembangunan ke jalur semula.
Upaya-upaya yang ingin dicapai oleh pemerintah dalam rangka memulihkan perekonomian negara dari dampak krisis moneter 1998 diatas diuraikan sebagai berikut :
A. Kebijakan Ekonomi Makro
Kebijakan ekonomi makro yang telah dilaksanakan pemerintah dalam upaya menekan laju inflasi dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing adalah melalui kebijakan moneter yang ketat disertai anggaran berimbang, dengan membatasi anggaran sampai pada tingkat yang dapat diimbangi dengan tambahan dana dari pinjaman luar negeri, seperti Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) walaupun pada akhirnya sebagian dana BLBI tesebut ditemukan banyak penyimpangan dalam penggunaannya. Kebijakan moneter yang ketat dengan tingkat bunga yang tinggi selain dimaksukan untuk menekan laju inflasi dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, juga dimaksudkan untuk menahan permintaan aggregate dan mendorong masyarakat untuk meningkatkan tabungan di lembaga perbankan, sehingga dalam hal ini dibutuhkan deregulasi aturan perbankan yang ketat agar masyrakat si pemilik dana mempunyai kepercayaan terhadap bank.
Meskipun demikian pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa tingkat bunga yang tinggi dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan ekonomi dan bersifat kontradiktif terhadap PDB. Oleh karena itu, tingkat suku bunga yang tinggi tidak akan selamanya dipertahankan, tetapi akan diturunkan secara sewajarnya sampai ke level lajimnya seiring dengna menurunya laju inflasi. Mekanisme pemberian suku bunga yang tinggi untuk penyimpanan dana oleh nasabah merupakan langkah-langkah yang ditempuh pemerintah sejak krisis moneter, hal ini dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat menyimpan dananya di bank, sehingga bank mempunyai modal yang cukup untuk disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit).
B. Kebijakan ekonomi Mikro
Kebijakan ekonomi mikro yang ditempuh pemerintah adalah dengan mengangkat kembali sektor-sektor usaha kecil - menegah masyarakat (pelaku usaha) dengan mekanisme pemberian pinjaman dana dengan prioritas bunga yang rendah. Tujuan pemerintah mengambil langkah ini dimaksudkan untuk :
1. Untuk mengurangi dampak negatif dari krisis ekonomi terhadap kelompok penduduk berpenghasilan rendah dengan dikembangkannya jaringan pengaman sosial yang meliputi penyediaan pokok dengan harga terjangkau, mempertahankan tingkat pelayanan pendidikan dan kesehatan pada saat krisis, serta penanganan pengangguran dalam upaya mempertahankan daya beli kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah dalam mengatasi pengangguran saat krisis moneter adalah dengan mencanangkan dan atau membuat program padat karya untuk menampung tenaga kerja produktif.
2. Menyehatkan sistem lembaga perbankan dan memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan Indonesia. Upaya ini diwujudkan oleh pemerintah dengan mencari dana talangan yang dipinjamkan ke bank-bank yang mengalami krisis saldo-debet, sehingga dapat bertahan dari arus krisis. Pemerintah pun melalui Bank Setral (Bank Indonesia) memberikan kucuran dana ke bank-bank swasta yang diperoleh melalui pinjaman luar negeri.
3. Merestrukturisasi hutang luar negeri. Tindakan ini dimaksudkan pemerintah untuk memprioritaskan pendanaan-pendanaan yang sangat urgen terhadap perkembangan ekonomi untuk mengatasi krisis yang ada, sehingga dengan adanya restrukturisasi utang maka pemerintah dapat melakukan penundaan pembayaran utang luar negeri Indonesia.
4. Mereformasi struktural di sektor rill, dan
5. Mendorong ekspor.
Kebijakan ekonomi dengan berbagai dampak negatif sebagaimana uraian diatas, secara serius telah diupayakan diatasi dengan melaksanakan kebijakan ekonomi, baik makro maupun mikro. Dalam jangka pendek kebijakan ekonomi pemerintah sejak masa krisis dimaksudkan memiliki dua sasaran strategis, yakni pertama : mengurangi dampak negatif krisis terhadap masyarkata berpendapatan rendah dan rentan, dan kedua : pemulihan pembangunan ke jalur semula.
Upaya-upaya yang ingin dicapai oleh pemerintah dalam rangka memulihkan perekonomian negara dari dampak krisis moneter 1998 diatas diuraikan sebagai berikut :
A. Kebijakan Ekonomi Makro
Kebijakan ekonomi makro yang telah dilaksanakan pemerintah dalam upaya menekan laju inflasi dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing adalah melalui kebijakan moneter yang ketat disertai anggaran berimbang, dengan membatasi anggaran sampai pada tingkat yang dapat diimbangi dengan tambahan dana dari pinjaman luar negeri, seperti Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) walaupun pada akhirnya sebagian dana BLBI tesebut ditemukan banyak penyimpangan dalam penggunaannya. Kebijakan moneter yang ketat dengan tingkat bunga yang tinggi selain dimaksukan untuk menekan laju inflasi dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, juga dimaksudkan untuk menahan permintaan aggregate dan mendorong masyarakat untuk meningkatkan tabungan di lembaga perbankan, sehingga dalam hal ini dibutuhkan deregulasi aturan perbankan yang ketat agar masyrakat si pemilik dana mempunyai kepercayaan terhadap bank.
Meskipun demikian pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa tingkat bunga yang tinggi dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan ekonomi dan bersifat kontradiktif terhadap PDB. Oleh karena itu, tingkat suku bunga yang tinggi tidak akan selamanya dipertahankan, tetapi akan diturunkan secara sewajarnya sampai ke level lajimnya seiring dengna menurunya laju inflasi. Mekanisme pemberian suku bunga yang tinggi untuk penyimpanan dana oleh nasabah merupakan langkah-langkah yang ditempuh pemerintah sejak krisis moneter, hal ini dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat menyimpan dananya di bank, sehingga bank mempunyai modal yang cukup untuk disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit).
B. Kebijakan ekonomi Mikro
Kebijakan ekonomi mikro yang ditempuh pemerintah adalah dengan mengangkat kembali sektor-sektor usaha kecil - menegah masyarakat (pelaku usaha) dengan mekanisme pemberian pinjaman dana dengan prioritas bunga yang rendah. Tujuan pemerintah mengambil langkah ini dimaksudkan untuk :
1. Untuk mengurangi dampak negatif dari krisis ekonomi terhadap kelompok penduduk berpenghasilan rendah dengan dikembangkannya jaringan pengaman sosial yang meliputi penyediaan pokok dengan harga terjangkau, mempertahankan tingkat pelayanan pendidikan dan kesehatan pada saat krisis, serta penanganan pengangguran dalam upaya mempertahankan daya beli kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah dalam mengatasi pengangguran saat krisis moneter adalah dengan mencanangkan dan atau membuat program padat karya untuk menampung tenaga kerja produktif.
2. Menyehatkan sistem lembaga perbankan dan memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan Indonesia. Upaya ini diwujudkan oleh pemerintah dengan mencari dana talangan yang dipinjamkan ke bank-bank yang mengalami krisis saldo-debet, sehingga dapat bertahan dari arus krisis. Pemerintah pun melalui Bank Setral (Bank Indonesia) memberikan kucuran dana ke bank-bank swasta yang diperoleh melalui pinjaman luar negeri.
3. Merestrukturisasi hutang luar negeri. Tindakan ini dimaksudkan pemerintah untuk memprioritaskan pendanaan-pendanaan yang sangat urgen terhadap perkembangan ekonomi untuk mengatasi krisis yang ada, sehingga dengan adanya restrukturisasi utang maka pemerintah dapat melakukan penundaan pembayaran utang luar negeri Indonesia.
4. Mereformasi struktural di sektor rill, dan
5. Mendorong ekspor.
9.
Menagapa saat ini Indonesia sedang giat
membanguninfastruktur diindonesia bagian timur?
Jawab: Indonesia bagian timur mempunyai
potensi laut sekitar 70% dan mempunyai kekayaan alam seperti pertambangan laut,
pariwisata dan lain sebagainya. Indonesia
bagian timur adalah realitas pembangunan Indonesia saat ini. Maka tidak
dipungkiri dengan tersediannya berbagai sumber daya alam yang sangat potensial,
pemerintah kedepan harus lebih memperhatikan kawasan Timur Indonesia dengan
membangun industry hulu maupun industry hilir. Peluang percepatan pembangunan
daerah yang penting adalah meningkatkan keterbukaan ekonomi lokal seperti
meningkatkan status pelabuhan laut dan udara yang dibarengi dengan pembangunan
sistem transportasi darat yang memadai (aksesibilitas dan koneksitas/ICT)dan dindonesia
bagian timur banyak daerah perlautan. Kawasan
Timur Indonesia harus menjadi kekuatan penyeimbang baru dalam pembangunan
Indonesia menuju masyarakat yang lebih sejahtera dan berdaya saing. Semua
potensi yang ada dikawasan Timur Indonesia harus bisa dikelola dengan baik dan
benar dengan melakukan pengawasan yang ketat agar dapat memberikan kontribusi
yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
10.
“mendapatkan keuntungan/laba maksimaldengan biaya/usaha
nominal” menurut anda,pertanyaan ini benar benar atau salah?jika benar
kenapa?jika tidak apa yang harus dilakukan?
Jawab: menurut
saya benar mendapatkan keuntungan , tapi ga tau deh aslinya hehehe.karena Dalam
teori ekonomi, seorang produsen dianggap memproduksi barang-barang untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimum. Karena keuntungan maksimum menjadi
tujuannya, maka ia akan menentukan tingkat output (Q) yang dapat memberikan
keuntungan yang maksimum. Posisi dimana output yang dihasilkan telah memberikan
keuntungan maksimum ini dikatakan sebagai posisi keseimbangan(equilibrum).
"alhamdulillah tugas nya pak adit selesai :) :) :) :) "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar